Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah: Pilar Dalam Agama Islam (RUKUN IMAN) - Download Makalah Gratis Free

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Melihat dari fenomena dalam agama Islam pada akhir-akhir ini telah terjadi penurunan iman dan kesejatian diri bagi seorang muslim. Mayoritas dari muslim  di jaman yang modern ini tidak memiliki pilar yang kuat, iman mereka tipis bagaikan tipisnya dinding pembuluh kapiler yang sangat transparan pula. Terbukti dari banyaknya kerusakan moral yang terjadi di kalangan masyarakat, tidak hanya yang muda yang rusak tetapi yang tua pun demikian. Berita tentang kriminal di mana-mana, semuanya berlandaskan kekerasan yang tak berperikemanusiaan.

***
Download Makalah: Pilar Dalam Agama Islam (RUKUN IMAN)

*** 

Kita sebagai seorang muslim harusnya mengetahui pilar-pilar dalam Islam dan juga syarat-syarat menjadi seorang muslim sejati; Pilar-pilar itu disebut dengan rukun iman dan syarat-syarat itu disebut rukun Islam. Layaknya bangunan pada umumnya, pastinya memiliki tiang penyangga yang kokoh agar bangunan tersebut bisa berdiri dengan megah. Begitupun dengan kita, memerlukan beberapa pilar iman untuk menguatkan bangunan agama Islam kita.

Islam adalah sebuah agama yang benar dan diridlai di sisi Allah SWT, sebagaimana dalam penggalan Firman Allah berikut ini : (Q.S. Ali Imran : 19)
(19)……… اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَاللهِ الْإِسْلَامُ
Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam.”

Wajib bagi setiap muslim untuk mengetahui dan mengenal rukun iman yang terdiri dari enam butir. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang hakekat iman dan isi dari rukun iman.

Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan mengupas tentang alasan “Pilar dalam Agama Islam (Rukun Iman)”. Dan makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah paralel mata kuliah Pendidikan Agama Islam Universitas Darul ‘Ulum.

1.2.      Rumusan Masalah
Apa pengertian Iman dan Rukun Iman?
Apakah Fungsi Mengimani Rukun Iman?

1.3       Tujuan Makalah
Untuk mengetahui pengertian dari Iman dan Rukun Iman. serta mengetahui Fungsi dari Rukun Iman.

1.4       Manfaat Makalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
Bagi Penulis, Makalah ini diharapkan dapat menjadi  kesempatan bagi penulis untuk meningkatkan pemahaman tentang Rukun Iman, sehingga dapat memantapkan iman dalam hati penulis.
Bagi Pembaca, Dapat memberikan informasi, sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Islam dan Iman
Islam adalah sebuah agama yang benar dan diridlai di sisi Allah SWT. Dalam Islam kita mengenal adanya enam pilar yang disebut dengan rukun iman. Sebelum kita mengenal enam pilar tersebut kita harus mengetahui hakekat dari iman.

Yang dimaksud dengan iman adalah percaya dalam hati dan yakin sepenuhnya pada ajaran agama yang kita anut yang kemudian diikrarkan melalui lisan, dan direalisasikan dengan perbuatan. Kita mengetahui bahwa bangunan akan berdiri dengan kokoh dan megah dengan pilar-pilar yang kuat, begitupun dengan agama Islam akan kuat dengan iman yang kuat juga.

2.2.      Rukun Iman
Kita sebagai seorang muslim harusnya mengetahui pilar-pilar dalam Islam dan juga syarat-syarat menjadi seorang muslim sejati; Pilar-pilar itu disebut dengan rukun iman dan syarat-syarat itu disebut rukun Islam. Layaknya bangunan pada umumnya, pastinya memiliki tiang penyangga yang kokoh agar bangunan tersebut bisa berdiri dengan megah. Begitupun dengan kita, memerlukan beberapa pilar iman untuk menguatkan bangunan agama Islam kita.

Rukun iman terdiri dari enam butir, yaitu beriman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Akhir, dan Qadla’ dan Qadar.

2.2.1.  Iman kepada Allah SWT
Beriman kepada Allah adalah Rukun Iman yang pertama. Beriman kepada Allah merangkumi tiga aspek keimanan yaitu:



Ø Tauhid Ar-Rububiyyah
Yaitu menyatakan bahwa tidak ada Tuhan Penguasa seluruh alam kecuali Allah yang menciptakan mereka dan memberinya rizki. Tauhid semacam ini juga telah dinyatakan oleh orang-orang musyrik pada masa-masa pertama dahulu; menyatakan bahwa Allah semata yang Maha Pencipta, Penguasa, Pengatur, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, tak ada sekutu bagi-Nya. Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S. Al-Ankabut : 61, yang artinya :
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menjadikan langit dan bum, dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah” maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)”. (Q.S. Al-Ankabut : 61)

Akan tetapi pernyataan dan persaksian mereka tidak membuat mereka masuk Islam dan tidak membebaskan mereka dari api neraka serta tidak melindungi harta dan darah mereka, karena mereka tidak mewujudkan tauhid Uluhiyah, bahkan mereka berbuat syirik kepada Allah dalam beribadah kepada-Nya dengan memalingkannya selain mereka.

Ø Tauhid Al-Uluhiyyah
Adalah tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam seluruh amalan ibadah yang Allah perintahkan seperti berdo’a, khouf (takut), raja’ (harap), tawakkal, raghbah (berkeinginan), rahbah (takut), khusyu’, khasyah (takut disertai pengagungan), taubat, minta pertolongan, menyembelih, nazar, dan ibadah yang lain-Nya.
Manusia tidak boleh memalingkan sedikitpun ibadahnya kepada selain Allah SWT. Intinya adalah seseorang harus berlepas diri dari penghambaan (ibadah) kepada selain Allah, menghadapkan hati sepenuhnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Tidak cukup hanya pada ikrar atau ucapan semata, namun harus direalisasikan dalam perbuatan-perbuatan yang diridloi-Nya.

Ø Tauhid Al-Asma' Was-Sifat
Yaitu beriman bahwa Allah SWT memiliki zat yang tidak serupa dengan berbagai zat yang ada, serta memiliki sifat yang tidak serupa dengan berbagai sifat yang ada. Beriman kepada Asma’ dan Sifat Allah berarti menetapkan apa yang telah ditetapkan untuk diri-Nya dalam Kitab-Nya dan apa yang telah ditetapkan oleh Rasul-Nya.
Sebagaimana dalam Firman Allah berikut :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ وَهُوَالسَّمِيْعُ البَصِيْرُ (11)
Artinya : “Tidak ada yang menyerupai-Nya sesuatupun,dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura : 11)

2.2.2.  Iman kepada Malaikat-malaikat
Kata malaikat merupakan jamak dari kata Arab malak (ملاك) yang bererti kekuatan. Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah.

Malaikat dalam Islam, merupakan hamba dan ciptaan Allah yang dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat. Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma kepada rupa yang dikehendaki dengan izin Allah. Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Lut menyerupai lelaki yang kacak (Surah Hud 11, ayat 78). Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai dengan dengan cahaya yang bergerak laju).

Muslim wajib beriman kepada malaikat dengan tafsil (تفصيل) dan ijmal (إجمال).

A. Tafsil
Beriman dengan tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka secara berasingan dan bukan mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu kumpulan) dan percaya yang tiap satunya adalah malaikat. Berikut adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil.   
Jibrail جبرائيل/جبريل     Menyampaikan wahyu Allah.           
Mikail  ميكائيل   Menyampaikan/membawa rezeki yang ditentukan Allah.          
Israfil  إسرافيل  Meniup sangkakala apabila diperintahkan Allah di hari Akhirat.          
Izrail    عزرائيل Mencabut nyawa.       
Munkar          منكر      Menyoal mayat di dalam kubur.       
Nakir   نكير       Menyoal mayat di dalam kubur.       
Ridhwan        رضوان  Menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga.        
Malik   مالك      Menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka.       
Raqib رقيب     Mencatat segala amalan baik manusia.     
Atid     عتيد       Mencatat segala perlakuan buruk manusia.       
B. Ijmal
Beriman kepada malaikat yang ajmal ialah percaya akan wujudnya malaikat yang lain selain daripada sepuluh malaikat yang wajib diketahui tersebut dan wujudnya beberapa malaikat lain yang tidak diketahui berapa bilangannya melainkan Allah. Antara malaikat yang wajib diketahui secara ajmal ialah malaikat pemegang atau yang menanggung Arasy yaitu empat malaikat dan pada hari akhirat akan ditambah sebanyak empat lagi menjadikannya lapan malaikat penanggung arasy.

Juga diketahui akan wujudnya malaikat penjaga manusia atau Hafzah. Ia juga sering digelar Qarin. Qarin turut wujud dalam bentuk syaitan. Berikut merupakan malaikat lain selain daripada 10 yang wajib diketahui ialah:
Ø Malaikat Zabaniyah - malaikat penyeksa didalam neraka yang banyak bilangannya sehingga ada riwayat menyebut bilangan mereka sehingga 70,000.
Ø Hamalatul Arsy - empat malaikat penanggung Arasy Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi lapan).

Ø Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar).
Ø Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan buruk.
Ø Malaikat Harut dan Marut.

Dalam Islam, Iman kepada malaikat adalah salah satu Rukun Iman. Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan dengan hati bahawa malaikat Allah SWT benar-benar wujud. Malaikat bersifat ghaib, tidak dapat dilihat oleh mata kasar, tetapi dapat diketahui dan difahami secara majas (metafora), seperti adanya wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul. Para nabi dan rasul menerima wahyu melalui perantara malaikat Allah SWT.

Iman kepada malaikat merupakan Rukun Iman yang ke-2. Rukun Iman yang 6 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, juga tidak dapat dipilih-pilih. Sehingga tidak disebut orang beriman jika tidak meyakini salah satu dari Rukum Iman tsb. Dalam H.R. Muslim, Rasulullah bersabda: Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhirat, serta engkau beriman kepada takdir baik mahupun buruk. (Hadis Riwayat Muslim).

2.2.3.  Iman kepada Kitab-kitab
Kitab (Bahasa Arab: کتاب) salah satu daripada Rukun Iman di dalam agama Islam adalah percaya kepada kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allah.
Orang Islam percaya bahawa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi dan rasul untuk membimbing manusia ke jalan yang benar. Ia diakhiri dengan kitab Al-Quran.
Kitab-kitab yang wajib diimani adalah:
1. Taurat        : diturunkan kepada Nabi Musa AS
2. Zabur         : diturunkan kepada Nabi Daud AS
3. Injil              : diturunkan kepada Nabi Isa AS
4. Al-Quran   : diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

Orang Islam percaya bahawa pada masa kini, kitab-kitab selain Al-Quran telah diubahsuai mengikut kehendak pihak-pihak tertentu; maka ia bukan lagi merupakan naskah-naskah yang tulen. Al-Quran menyempurnakan segala kitab-kitab yang terdahulu.

Iman terhadap Kitab-Kitab Allah SWT dapat dihuraikan sebagai berikut. Jika yang dimaksud adalah Iman terhadap Al-Quran maka dalilnya aqli, karena Al-Quran dapat diindera dan dijangkau. Demikian pula kemukjizatan Al-Quran dapat diindera sepanjang zaman.

Tetapi jika yang dimaksud adalah iman terhadap kitab-kitab selain Al-Quran, seperti Taurat, Injil dan Zabur, maka dalilnya adalah naqli. Alasannya bahawa Kitab-Kitab ini adalah dari sisi Allah SWT tidak dapat dijangkau (keberadaannya) sepanjang zaman. Kitab-Kitab tersebut adalah dari sisi Allah SWT dan dapat dijangkau keberadaanya tatkala ada Rasul yang membawanya sebagai mukjizat. Kemukjizatannya berhenti saat waktunya berakhir. Jadi, mukjizat tersebut tidak boleh dijangkau oleh orang-orang (pada masa) setelahnya.

Namun sampai kepada kita berupa berita yang mengatakan bahawa kitab tersebut berasal dari Allah SWT dan diturunkan kepada Rasul. Karena itu dalilnya naqli bukan aqli, karena akal - di setiap zaman - tidak mampu menjangkau bahawa kitab itu adalah kalam Allah SWT dan akal tidak mampu mengindera kemukjizatannya.

2.2.4.  Iman kepada Rasul-rasul
Nabi dalam Islam merujuk kepada orang yang diberi wahyu (ajaran Islam yang menaungi peraturan tertentu) oleh Allah sebagai pedoman hidup, sementara rasul adalah nabi yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada manusia sejagat pada zamannya. Rasul dan nabi terakhir ialah Nabi Muhammad yang ditugaskan untuk menyampaikan Islam dan peraturan yang khusus kepada manusia di zamannya sehingga hari kiamat. Selepas kewafatannya, tugasnya itu disambung oleh orang Islam yang menjadi pengikutnya. Sebagai seorang Islam, perlu patuh kepada Rukun Iman yang kedua yaitu percaya kepada  Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul.

Iman terhadap para Rasul. Iman terhadap Rasul (Nabi Muhammad SAW) dalilnya aqli, karena pengetahuan akan Al-Quran sebagai kalam Allah dan ia dibawa oleh Rasul (Nabi Muhammad SAW) adalah sesuatu yang dapat diindera. Dengan mengindera Al-Quran dapat diketahui bahawa Muhammad itu Rasulullah. Hal itu dapat dijumpai sepanjang zaman dan setiap generasi.

Sedangkan Iman terhadap para Nabi dalilnya adalah naqli, karena dalil (bukti) kenabian para Nabi yaitu Mukjizat-Mukjizat mereka- tidak dapat diindera kecuali oleh orang-orang yang sezaman dengan mereka. Bagi orang-orang yang datang setelah mereka hingga zaman sekarang bahkan sampai kiamat pun, mereka tidak menjumpai mukjizat tersebut. Bagi seseorang tidak ada bukti yang dapat diindera atas kenabiannya. Karena itu bukti atas kenabiannya bukan dengan dalil aqli melainkan dengan dalil naqli.

Lain lagi bukti atas kenabian (Nabi Muhammad SAW) yang berupa mukjizat beliau. Mukjizat tersebut (selalu) ada dan dapat diindera, yaitu Al-Quran. Jadi dalilnya adalah aqli.

Tidak diketahui berapakah jumlah para nabi tetapi adalah dianggarkan mereka berjumlah lebih kurang 124,000 orang manakala para rasul pula dianggarkan berjumlah 315 orang berdasarkan hadis oleh Imam At-Tabrani yang meriwayatkan dari Abu Umamah.

JUMLAH NABI YANG WAJIB DIKETAHUI
Sebagian daripada nabi dan rasul ini diberikan kitab. Di antara para nabi dan rasul yang wajib orang Islam ketahui ialah:
  • Nabi Adam AS (Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah)
  • Nabi Idris AS
  • Nabi Nuh AS
  • Nabi Hud AS
  • Nabi Salih AS
  • Nabi Ibrahim AS (bapak Nabi Ismail AS & Nabi Ishaq AS)
  • Nabi Luth AS (anak saudara Nabi Ibrahim AS)
  • Nabi Ismail AS (anak Nabi Ibrahim AS& saudara tiri Nabi Ishaq AS)
  • Nabi Ishaq AS (anak Nabi Ibrahim AS& saudara tiri Nabi Ismail AS)
  • Nabi Yusuf AS (anak Nabi Ya'akub AS)
  • Nabi Ayub AS
  • Nabi Syu'aib AS (bapak mertua Nabi Musa AS)
  • Nabi Musa AS (saudara Nabi Harun AS)
  • Nabi Harun AS (saudara Nabi Musa AS)
  • Nabi Zulkifli AS
  • Nabi Daud AS (bapak Nabi Sulaiman AS)
  • Nabi Sulaiman AS (anak Nabi Daud AS)
  • Nabi Ilyas AS
  • Nabi Ilyasa’ AS
  • Nabi Yunus AS
  • Nabi Zakaria AS
  • Nabi Yahya AS (anak Nabi Zakaria AS & duapupu kepada Nabi Isa AS)
  • Nabi Isa AS
  • Nabi Muhammad SAW (Penghulu segala Nabi & Rasul, juga sebagai Nabi & Rasulullah terakhir diutuskan Allah ke muka bumi)

ULUL AZMI
Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi/istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan agama Islam (Tauhid al-Islami).
Di antara 25 rasul, terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada rasul Allah yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalahnya.
Di antara Rasul yang telah mendapat gelaran Ulul Azmi adalah
  • Nabi Nuh AS
  • Nabi Ibrahim AS 
  • Nabi Musa AS 
  • Nabi Isa AS 
  • Nabi Muhammad SAW
2.2.5.  Iman kepada hari Akhir
Yang dimaksud dengan hari akhir adalah hari kiamat di mana berakhirnya seluruh kehidupan yang ada di dunia ini kecuali Allah SWT. Sebagai seorang muslim hendaknya kita beriman kepada Hari Akhir, mempercayai akan datangnya sehingga bisa menjadi introspeksi bagi kita agar lebih meningkatkan keimanan kita.beriman kepada hari akhir merupakan salah satu aqidah yang sangat penting bagi orang Islam dan merupakan rukun iman yang kelima. Dengan beriman kepada hari akhir kita harus yakin bahwa akan ada balasan dari setiap perbuatan manusia di dunia ini. Hari akhir ada dua macam, yaitu :
a.  Kiamat Sughra (kiamat kecil), adalah berakhirnya kehidupan masing-masing makhluk, yaitu kematian.

b. Kiamat Kubra (kiamat besar), adalah berakhirnya seluruh kehidupan makhluk secara serempak. Datangnya tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah SWT. Namun Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang tanda-tandanya, seperti yang tertera dalam Firman Allah Q.S. Al-Haqqah : 13-18 yang artinya :
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itiu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu) tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)”

2.2.6.  Iman kepada Qadla’ dan Qadhar
Berikut ini adalah arti dari Q.S. Surah Al-Hadid : 22-23 yang menjelaskan tentang beriman pada Qadla’ dan Qadhar.

“Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) yang ditimpakan di bumi dan tidak juga yang menimpa diri kamu, melainkan telah ada di dalam Kitab (pengetahuan Kami) sebelum Kami menjadikannya; sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kamu diberitahu tentang itu) supaya kamu tidak bersedih hati akan apa yang telah hilang daripada kamu dan tidak pula bergembira (secara sombong dan bangga) dengan apa yang diberikan kepada kamu dan (ingatlah), Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takabur, lagi membanggakan diri.”

Sebelum kita mengimani Qadla’ dan Qadhar, terlebih dahulu kita harus mengetahui makna dari keduanya. Qadla’ Allah adalah keputusan-Nya, sedangkan Qadhar Allah adalah ukuran yang telah ditetapkan oleh-Nya. Menurut penjelasan seorang ahli bahasa Al-Qur’an, Ar-Raghib, bahwa Allah SWT mentakdirkan segala sesuatu dalam dua macam, yaitu (1) Memberikan qudrah atau kekuatan kepada segala sesuatu, (2) membuat segala sesuatu dengan ukuran tertentu dan dengan cara-cara tertentu, menurut kebijaksanaan.

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Qadla’  dan Qadhar adalah kata yang mengacu kepada keputusan Allah, sedangkan takdir adalah kata yang mengacu pada ukuran atau ketentuan mengenai segala sesuatu dari Allah.

2.3.      Fungsi Mengimani Rukun Iman
1. Iman kepada Allah SWT : mengingatkan kita pada Sang Khaliq yang telah menciptakan kita, alam beserta isinya, dan menjadikan kita selalu untuk dzikir pada-Nya.
2. Iman kepada Malaikat-malaikat : mengingatkan kita pada hal-hal ghaib selain dari kita, bahwa di dunia ini ada makhluk ghaib ciptaan Allah yang tak dapat kita lihat.
3. Iman kepada Kitab-kitab : mengingatkan kita bahwa terdapat ajaran-ajaran selain Islam yang bersumber pada kitab-kitab yang dirisalahkan pada rasul-rasul utusan-Nya. Dan semua itu benar adanya dari Allah SWT.
4. Iman kepada Rasul-rasul : mengingatkan kita bahwa pada jaman dahulu telah diutus seorang pemimpin-pemimpin umat yang membawa ajaran Allah.
5. Iman kepada Hari Akhir : mengingatkan kita pada kematian, bahwa semua yang ada di dunia ini tidak kekal dan pastinya akan mengalami kerusakan kecuali Allah SWT.
6. Iman kepada Qadla’ dan Qadhar : mengingatkan kita bahwa semua yang terjadi pada kita baik yang telah lalu atau sedang dijalani dan yang akan terjadi di masa depan adalah kehendak Allah SWT.


BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Iman adalah percaya dalam hati dan yakin sepenuhnya pada ajaran agama yang kita anut yang kemudian diikrarkan melalui lisan, dan direalisasikan dengan perbuatan.
2. Rukun Iman terdiri dari enam, yaitu :
Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Malaikat-malaikat
Iman kepada Kitab-kitab
Iman kepada Rasul-rasul
Iman kepada Hari Akhir
Iman kepada Qadla’ dan Qadhar
3. Fungsi Dari Rukun Iman adalah untuk meneguhkan hati kita sebagai muslim untuk selalu meningkatkan ketaatan, dan ketaqwaan kita ke pada Allah SWT.

3.2.      Saran
Sebagai seorang muslim kita harus mengetahui dan mengenal rukun iman sebagai pilar agama kita karena agama tanpa iman maka agama tersebut pun tidak akan sempurna.
Selalu mengingat Allah kapanpun dan dimanapun kita berada, karena hanya dengan itu manusia tidak menjadi sombong dan juga dapat menambah keimanan seseorang.


DAFTAR PUSTAKA
Mazidatut Taqiyah, 2012. PPilar dalam agaama islam (Rukun Iman). JL. Merdeka 29A Jombang

Istavita Utama. 2017. “Pilar Dalam Agama Islam (RUKUN IMAN)”, http://underpapers.blogspot.com

Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 2001. Pendidikan Agama Islam Untuk Siswa SMU Kelas III. 2001 . Jakarta.

http://www.ms.wikipedia.org



Download Makalah: Pilar Dalam Agama Islam (RUKUN IMAN)